Kamis, 15 April 2010

TEORI STRUKTURAL


Pendekatan Stuktural

Stuktur berasal dari kata structura (bahasa latin) yang berarti bentuk atau bangunan. Strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur yaitu struktur itu sendiri dengan mekanisme antarhubunganya. Hubungan unsure yang satu dengan yang lainnya, dan hubungan antar unsur dengan totalitasnya. Strukturalisme sering digunakan oleh peneliti untuk menganalisis seluruh karya sastra, dimana kita harus memperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam karya sastra tersebut sebagai unsure estetika dalam dunia karya sastra antara lain; alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat (Ratna, 2004: 19-94).
Pendekatan strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan (penelitian) kesusastraan yang menekankan kajian hubungan antara unsur-unsur pembangun karya sastra yang bersangkutan. Analisis struktural dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, mendefinisikan fungsi dan hubungan antar struktur intrinsik, identifikasi dan deskripsi misalnya tema, amanat, plot, tokoh, dan lain-lain (Nurgihantoro, 2000: 36-37)
Tujuan analisis struktural adalah membongkar, memaparkan secermat mungkin keterkaitan dan keterjalinan dari berbagai aspek yang secara bersama-sama membentuk makna (Teeuw, 1984: 136). Pradopo dkk (dalam Jabrohim & Wulandari, 2001: 54) menjelaskan bahwa suatu konsep dasar yang menjadi ciri khas teori struktural adalah adanya anggapan bahwa didalam dirinya sendiri karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya yang salin terjalin. Stanton (2007: 22-36) mendeskripsikan unsur-unsur pembangun karya sastra itu terdiri dari fakta cerita, tema dan sarana cerita.

B. Tema
Tema adalah makna sebuah cerita yang khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema bersinonim dengan ide utama dan tujuan utama. Tema merupakan aspek utama yang sejarah dengan makna dalam kehidupan manusia, sesuatu yang dijadikan pengalaman begitu diingat (Stanton, 2007: 36).

C. Fakta cerita
Fakta cerita yaitu hal yang secara langsung membentuk cerita. Yang termasuk dalam kategori fakta cerita adalah alur, tokoh dan latar dalam istilah yang lain fakta cerita ini sering disebut sebagai structural faktual atau tahapan faktual. Fakta cerita ini terlihat jelas dan mengisi secara dominan, sehingga pembaca sering mendapatkan kesulitan untuk mengidentifikasi unsur-unsurnya. Akan tetapi, perlu diingat bahwa fakta cerita bukan bagian yang terpisah dari cerita dan hanya merupakan salah satu aspeknya, cerita dipandang secara tertentu. (Stanton, 2007: 12).

D. Sarana cerita
Sarana cerita adalah metode pengarang untuk memilih dan menyusun detail atau bagian-bagian cerita, agar tercapai pola yang bermakna. Tujuan sarana cerita ini adalah agar pembaca dapat melihat fakta-fakta cerita melalui sudut pandang pengarang. Sarana cerita terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa, simbol-simbol, imajinasi dan juga cara pemilihan judul di dalam karya sastra (Stanton, 2007: 47).